Selamat tahun baru 2021,

Harapan baru patutnya menjadi sebuah motivasi untuk melakukan hal-hal baik sepanjang tahun ini. Seperti yang biasa gue lakukan sebelumnya sepanjang usia hingga sekarang hampir menginjak 30 tahun di 2021.

Bagi sebagian orang, usia ini terasa menakutkan dan membanggakan. Tapi jujur saja, gue biasa saja. Ada rasa inscure tapi datang sesekali saja, selebihnya normal-normal saja. Gue bersyukur bisa melewati masa-masa kritis usia produktif yang membebani jiwa raga. Sempat strugling hingga akhir 2019, tapi gue sadar bahwa semua akan lewat dengan sendirinya. Mungkin sisa-sisa perjuangan itu ada di beberapa tulisan gue di blog ini.

Tahun ini masih terasa masih sulit, sungguh. Tapi ini dialami oleh semua orang di masa pandemi yang tidak mengenakkan, dengan hal penyulit yang benar sulit dan dibuat-buat. Motivasi gue masih naik turun. Di satu moment terasa sangat bersemangat, di detik berikutnya gue rasa tidak ingin melakukan apapun. Aneh yah.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, gue juga punya resolusi. Tetapi kata orang-orang keep your secret and shock them later. Gue setuju. Gue sudah menuliskan resolusi-resolusi itu dalam sebuah buku, entah akan tercapai atau tidak, gue gak ngerti. Gue hanya memastikan diri gue punya progres dengan masih tumbuh dan maju. Kelihatannya sederhana, tapi kenyataannya enggak sama sekali. Gue hanya takut terjebak di zona nyaman, kadang gue juga push too much sampai akhirnya gue kelelahan.

Gue sedang mencari keseimbangan.

Tahun 2021 adalah tahun gue berupaya menerima gue apa adanya. Gue mulai mengeliminasi sifat dan sikap gue yang rasanya menggelisahkan diri gue sendiri. Salah satunya adalah people pleasure. Berupaya menyenangkan orang lain, tanpa melihat apakah gue happy atau enggak. Wajar (mungkin) waktu itu hanya untuk ‘cari muka’ sampai lupa muka sendiri yang sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.

Tahun 2021 juga gue pribadi pengen lebih terbuka terhadap apa yang gue suka. Hal kecil-hal besar, apapun. Selama ini terlalu peduli dengan pendapat orang, apa yang gue bagikan di medsos terlalu banyak pertimbangan. Gue senang berbagi, tapi terlalu teoritis jadinyagak lepas jadi diri gue sendiri. Mungkin bisa dibilang gue jadi alay, haha tapi gpp, orang akan otomatis menghilang sendiri kalau memang merasa tidak nyaman.

Lagi, gue gak mau jadi people pleasure dengan berharap mereka tetap stay di sekitar gue. Ditinggalkan orang itu biasa, disepelakan itu bukan hal baru. Hal yang menyenangkan adalah ketika gue bisa mengabaikan itu semua. Setuju?

Happy new year, btw.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *