Sebenarnya gue gak mau menceritakan ini, tapi mau gue jadikan reminder aja buat gue karena ‘takut lupa’ karena momen ini sudah berlangsung hampir setahun lalu, tepatnya Oktober 2019.
As young adult, mendaftar haji tidak ada dalam list pencapaian gue sepanjang 2019, selain gak kepikiran sama sekali, gue merasa juga masih ‘kemudaan’ untuk daftar karena saat itu gue masih 28 tahun. Untuk beberapa orang momen ini harusnya bisa menjadi panggilan, tapi memang panggilan itu belum ada buat gue saat itu (sorry, jujur aku tuhh haha)
Tapi ini semua karena ide emak gue yang dari jauh-jauh bulan mengingatkan untuk segera mendaftar haji karena antrian haji akan semakin panjang. Entah inspirasinya dari mana, tapi tiba-tiba aja gitu.
Ide ini disambut oleh kakak gue yang punya target yang sama bahwa tahun 2019 mereka mau daftar haji. Masalahnya adalah ketika mereka ngajak (sedangkan mereka sudah persiapan dari jauh jauh waktu) sedangkan gue belum ada persiapan sama sekali.
Perlu diketahui, gue tidak tinggal di kampung halaman jadi segala proses persiapan gue lakukan dari jarak jauh, kecuali pas pendaftaran karena yang bersangkutan (gue) harus datang langsung untuk registrasi dan tanda tangan.
Mungkin sekarang, gue merasa sangat berterima kasih sama Ibu yang sudah maksa gue untuk daftar haji. Karena akan selalu ada alasan bagi gue untuk menunda keinginan mendaftar haji. Dan bisa jadi bakal dikesampingkan karena masih ada perlu ini-perlu itu dan berbagai keperluan lainnya yang selalu ada saja.
Bukan tanpa alasan, untuk mendaftar haji saja dibutuhkan minimal uang 25 juta. ITU GAK SEDIKIT OI. Terlebih bagi gue yang baru mulai bekerja tahunan itungan jari. Tapi doa ibu adalah segalanya yah, jadi gue bismillah aja bahwa kalau memang rejeki pasti ada saja.
Tahun 2019 gue mulai sisihkan uang sedikit demi sedikit untuk tabungan haji, dengan perjanjian kalau gue gak cukup uangnya mau pinjam dulu sama ibu. Dan ibu menyanggupi. Mulailah gue menabung setiap minggu dengan nominal yang gue targetkan. Oh iya, skema menabung bisa kalian lihat di highlight instagram gue yah, supaya lebih memudahkan.
Selain itu persyaratan administratif yang menurut gue masih cukup mudah untuk diikuti. Persyaratan lengkapnya akan gue taro di gambar yah supaya memudahkan.
Dari semua syarat ini ada yang lucu sih, karena pas photo yang musti kita kumpulin. Selain jumlahnya harus 17 lembar, photo ini musti mirip dengan poto paspor dengan latar putih. Dan bagi laki-laki harus pakai kopiah. Asli gue gak tau hukumnya wajib apa enggak, tapi akhirnya gue poto pakai kopiah dong. Itupun gue minjem dari teman kantor hahaha
Nah proses registrasi sebenarnya cukup mudah, dalam kepengurusan satu hari saja sudah selesai. Jadi prosesnya hanya ada di dua tempat yaitu Bank (biasanya bank syariah), gue di Bank SumSel Babel (karena gue domisili asli di situ) dan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota sesuai dengan alamat di KTP. Jadi memang gak perlu datang di kantor Kemenag pusat.
Proses di bank biasa saja, tapi memang ada baiknya kamu datang pagi unttuk menghindari antrian panjang, karena proses pendaftaran tabungan haji memang memakan waktu yang lama. Setelah isi biodata, menyerahkan uang yang 25 juta itu. Pastikan sebelum keluar dari Bank kamu sudah mendapatkan berbagai berkas berikut :
- Lembar validasi dari bank asli sebanyak 4 lembar
- Surat pernyataan bank (materai) asli 1 lembar
- Surat Kuasa dari Bank (materai) asli 1 lembar
- Slip Setoran awal bank Rp 25 Juta Asli 1 lembar
Kalau bisa semua persyaratan ini di scan/dikopi dan pastikan kamu juga pegang berkasnya untuk jaga-jaga. Berkas-berkas ini lah yang akan kamu bawa ke kantor Kemenag Kabupaten/Kota untuk proses pendaftaran dan validasi.
Nah, proses di Kemenag ini yang bikin was-was, karena dalam satu hari saja banyak sekali orang yang mendaftar. Berhubung gue baru selesai dari bank dan datang ke kemenag lewat jam makan siang, alhasil sudah lewat beberapa antrian (sebaiknya kamu datang pagi).
Kata pegawai Kemenag, beberapa slot orang saja yang masuk dan registrasi, bisa mempengaruhi waktu bahkan tahun keberangkatan kita dong. Hal ini terjadi karena sistem registrasi bersifat nasional, jadi bisa dibayangkan berapa banyak orang yang daftar dalam satu hari di seluruh Indonesia Raya ini.
Dalam proses di Kemenag ini kita juga akan diambil gambar dan merekam sidik jari untuk dimasukkan ke data base mereka. Dan sudah selesai.
Kita bisa mengecek data kita dengan memasukkan nomor porsi yang tertera di data base kita. Kamu bisa lihat detailnya di sini . Tapi prosesnya gak bisa langsung yah, biasanya beberapa hari setelah pendaftaran. Sabar ..
Berdasarkan perkiraan keberangkatan, gue dan kakak gue di prediki berangkat haji sekitar 15 tahun lagi.
IYAH LIMA BELAS TAHUN LAGI PEMIRSAAA. !!!
Sekitar tahun 2035. Kondisi ini bisa maju mundur tergantung kuota haji yang disiapkan pemerintah. Terlebih setelah wabah corona ini, haji 2020 banyak yang tertunda otomatis yang belakang-belakang bakal mundur juga dooong.
Tapi alhamdullilah gue meniatkan diri untuk mengikuti permintaan orang tua, walau awalnya sempet bingung gimana bayar 25 juta, tapi alhmdullah bisa terealisasi.
Untuk kamu yang belum punya niat kayak gue waktu itu, atau yang sekarang memang sedang mencari referensi. Gue tahu uang bukan segalanya, tapi tanpa uang juga susah bagi kita menjalankan perintah-Nya.
Gak ada jaminan umur bisa sampai panjang nanti (kalau kata emak gue) , hidup cuma sekali apa sih yang di cari.
Ada baiknya sisihkan sebagian pendapatan kamu untuk perjalanan ibadah (apapun itu) sedikit demi sedikit. Akan sangat terasa sekali apabila langsung dibayarkan begitu saja tanpa niatan bulat dari awal. Kalau dicicil ditabungan pasti akan terasa lebih ringan.
Saat ini gue sedang menabung juga untuk pelunasan ibadah haji karena perlu dilakukan pelunasan hingga 35 juta (in total), so gue butuh 15 jutaan lagi. Masih ada waktu untuk menabung, karena keperluaan ibadah haji gak cukup bayar lunas aja pasti banyak hal-hal kecil lainnya yang menyertai.
Semangat menabung semuanya.
Semoga kita mampu wujudkan semua mimpi-mimpi dan keinginan kita. Semoga kita selalu diberkahi. Amin !!