Peralihan masa PSBB menuju ke New Normal seperti efek domino yang tidak ada ujungnya, dari masalah ekonomi, social life, travel industri bahkan industri penerbangan. Selain semakin berkurangnya rute penerbangan, biaya operasional, bahkan persyaratan penerbangan pun juga semakin sulit.
Gue juga merasakan sendiri perubahan tersebut dan merasakan betapa sulitnya melakukan penerbangan sejak bulan April 2020.
Okey, kita flashback sebentar di bulan Maret 2020 ketika gue melakukan penerbangan dari Lombok menuju Bandar Lampung. Meskipun awal mula kasus COVID-19 mulai ramai, efek ke penerbangan masih belum begitu terasa. Jumlah penerbangan masih cukup banyak walau memang beberapa penerbangan dialihkan dan transit terpusat di Bandara Soekarano Hatta. Dan penerbangan kala itu sedang ramai-ramainya karena ada wacana penutupan penerbangan karena isu penekanan kasus COVID 19.
Protokol kesehatan masih berupa kebersihan dan perlindungan diri, pakai masker, dan sering-sering menggunakan handsanitizer, selebihnya tidak ada. Yang gue inget sih waktu itu juga ramai penggunaan bilik disinfektan yang ternyata menurut WHO dilarang penggunaannya langsung pada tubuh manusia. Padahal kalau dihitung dalam satu kali penerbangan ada kali gue di semprot sampai 5 kali, dari kering sampai basah kuyup dan berbau pembersih lantai lagi, iyuh banget.
Pengalaman berbeda justru gue dapatkan ketika kepulangan gue ke Lombok sekitar pertengahan bulan Juni 2020. Setelah mengalami kegalauan karena seharusnya gue kembali setelah hari Raya ditambah drama tidak adanya penerbangan sampai 1 juni 2020, dan beberapa maskapai seperti Lion Group dan Air Asia yang menutup penerbangan. Hingga kebijakan adanya Swab Test dan Rapid Test wajib dimiliki oleh calon penumpang. Pening kepala gak sih.
Di sisi lain, instansi sudah minta gue pulang walaupun secara tersirat sudah gue sampaikan limitasi gue untuk segera kembali itu benar-benar di luar kemampuan gue.
Akhirnya gue mulai menyusun strategi dengan merancang kepulangan gue supaya tidak terjadi kesalahan atau kegagalan terbang. Karena kalau sampai gagal terbang artinya gue rugi berkali-kali. Mulai dari tiket pesawat yang hangus, hasil Rapid Test yang kadaluarsa hingga rugi uang dan waktu karena jarak rumah gue ke Bandara itu memakan waktu 6 jam-an, men.
Mungkin tips berikut bisa membantu kamu dalam mempersiapkan keberangkatan dengan moda pesawat selama masa New Normal.
- Do some research : semakin banyak informasi yang lo tau tentang kondisi di lapangan semakin bagus, mulai dari peraturan pemerintah pusat, peraturan pemerintah daerah, maskapai, hingga peraturan masing-masing bandara. Ini penting karena masing-masing bandara mempunyai kebijakan yang berbeda-beda
- Siapkan Pemberkasan dan Administratif : Bagi kamu yang bekerja di instansi ada baiknya minta surat tugas/ surat keterangan bekerja,/ SK yang menjelaskan kamu bekerja di instasni tsb. Kalau mentok tidak ada, bisa pakai Surat Jalan dari kelurahan. Clear yah, setelah itu back up dokument dengan membuat surat keterangan sehat dari Puskesmas Pemerintah Daerah. Ini berdasarkan dari informasi pengalaman terbang orang-orang di twitter, karena beberapa bandara tidak menerima surat sehat yang berasal dari klinik Swasta
- Hasil Rapid Test/Swab Test : Disesuaikan saja kebutuhan, apabila di daerah tsb tidak terdapat tes Swab cukup pakai Rapid ( tes Swab mahal cui) atau bisa pakai surat bebas influenza kalau memang di daerah kamu tidak terdapat dua-duanya. Pastikan bahwa hasil tes ini terdiri dari dua surat : Surat Keterangan Bebas Covid dan Hasil Laboratorium (karena dua hal ini berbeda).
Nah, jangan lupa untuk mengestimasi keberangkatan kamu karena sesuai aturan penerbangan. Hasil Rapid hanya berlaku 3 hari dan Hasil Swab Test berlaku 7 hari, cara hitungnya Hari penerbitan surat + 3 hari, misalnya surat keluar tanggal 1, maka belaku hingga tanggal 4.
Seperti itu pemirsa, jadi kalau ada petugas yang bilang Hasil Rapid kamu kadaluarsa, hitung yang benar dulu, jangan salah itung tapi ngotot yah .. inget petugas tidak menolerir segala bentuk permasalahan yang muncul dari berkas yang kamu bawa. Yah, pengertian aja lah yah karena tanggung jawab menerbangkan kamu juga berada di tangan mereka.
Gue rasa itu doang sih yang cukup esensial digunakan ketika akan melakukan penerbangan, point-point ini juga gue bagi melalui kanal Youtube gue, semoga aja bisa cukup membantu.
Persiapan perjalanan :
Video pas penerbangan