Lagi pengen wisata santai, gak punya waktu banyak , dan gak mau kantong kamu jebol? Coba deh yang satu ini.

Beberapa pekan lalu, gue mencoba (untuk pertama kalinya) menjelajah wisata lain Jakarta. Selain Kota Tua dan  berbagai museum yang kayaknya gue udah khatam banget, gue coba untuk menjelajah tempat lain yang masih dalam ruang lingkup DKI Jakarta, Kepulauan Seribu.

No, no ! Gue gak ke pulau tidung, macan, dan beberapa pulau mewah di kepulauan seribu yang lainnya. Berhubung dari niatnya hanya ganti suasana aja dan cuma pingin jalan-jalan doang. Gue hanya ke pulau sekitaran pinggiran Jakarta saja yang (katanya) masih ada unsur-unsur sejarahnya yaitu Cipir, Kelor dan On Rush.

Berbekal info ala kadarnya, gue memutuskan untuk ikut one day trip yang rutin diadakan oleh salah satu tour agent. Dan segalanyanya gue pasrahkan kepadanya. Aha-aha. Jujur, gue gak pernah berekspektasi banyak soal wisata di Jakarta. Yah, okelah kalau untuk wisata hal yang spektakuler, bangunan-bangunan keren, dan wisata yang  fancy banget, Jakarta juaranya. Tapi kalau udah wisata alam ? hmmmm…

Ya gitu deh.

Perjalanan gue di minggu pagi di awali dengan nyasar. Thanks.

Meeting point yang ditentukan oleh travel agent adalah di sebuah masjid kecil di pinggir Dermaga Muara Kamal (Muara Kamal aja dimanaa gue gak tau). Jadilah gue bersama abang grab car saling melempar pandang, berpegangan tangan, dalam kebingungan, mencari kebenaran (ini lebay).

Pelabuhan Muara Kamal sebetulnya hanya berkisar 40 menit dari pusat kota Jakarta via Tol. Jalannya satu arah dengan perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta. But in real nya jangan percaya. Ada baiknya kamu datang lebih cepat supaya gak ketinggalan rombongan. Karena jalan masuk ke daerah kamalnya tidak semulus apa yang dibayangkan.

Banyak yang bisa dilihat di hari minggu pagi di Pelabuhan Kamal Muara. Ternyata, pelabuhan kecil ini bersebelahan langsung dengan pasar ikan yang ruamenya luar biasa. Bau amis, pasti. Becek, tentu saja. Tapi yang seru adalah interaksi para penjual pembeli yang sibuk sana sini. Belum lagi ikan-ikan besar dan kerang ijo tangkapan nelayan lokal. Denger-denger sih, hasil tangkapan ini juga termasuk hasil budidaya hasil laut mereka di perairan Kepulauan Seribu sana (katanya). Sedikit tanya kanan kiri, sampailah gue di meeting point.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Khas pinggiran pelabuhan, rumah-rumah panggung disangga dengan bambu-bambu, air payau, hutan bakau, dan pecahan kulit kerang dan tulang ikan bertebaran dimana-mana. Perahu-perahu berjajar rapi tapi air laut pun tak nampak kebiruan lagi, warna nya gelap dan kehitaman dengan bau yang menyengat. Ironis-nya kawasan ini berbeda drastis di kawasan reklamasi pantai dan perumahan elit Pantai Indah Kapuk. Yah, kita mah cuma bisa lihat bagus-bagusnya aja dari kejauhan.

Oke, perjalanan dimulai dengan perahu motor milik para nelayan ini. Pukul 8 tepat rombongan one day trip siap jalan. Ada yang couple-an, ada yang serombongan, ada yang rombong-rombongan. Sekedar saran sih, sepertinya tidak dianjurkan untuk ambil wisata ini sendirian. Lo bisa tamat men, tamat karena gak ada yang ngajakin ngobrol karena yang lainnya bakal sibuk dengan partnernya. Niat refreshing nanti malah tersiksa dan nelangsa, Hahaha

First stop is Pulau Kelor.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Pulau ini kecil banget, asli kecil banget karena sekali puteran udah kelar ini pulau. Tempatnya bersih, teratur, dan terawat. Asik banget asli buat yang mau duduk-duduk santai, banyak pohon sambil kena angin sepoi-sepoi atau jalan bergandengan. Pulau Kelor terletak berdekatan dengan Pulau Onrust dan Pulau Bidadari. Dan yang paling iconic, terdapat peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17, Benteng Martelo.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Yes, Martelo ini keren banget. Benteng berwarna merah ini keliatannya aja kecil, padahal lumayan besar loh. Katanya, benteng ini dibangun untuk melindungi VOC dari serangan Portugis dan hancur karena letusan gunung krakatau dan abrasi pantai. Woh!. Segeralah ambil poto sebanyak-banyaknya di benteng martelo selagi sepi, karena semakin siang benteng ini akan sangat ramai dengan alay-alay yang bertebaran tiap sudut benteng. Oh iya, sejarah singkat Martello bisa kamu lihat di sini Story of Martello.

Next is Pulau On Rush

Hari semakin siang, terik mentari semakin menyengat. Waktunya pindah pulau diseberang yaitu, On Rush. Agak bingung dan penasaran sebenarnya apa artinya On Rush ? Menurut Wikipedia, pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Dan arti on rush sendiri sebagai unrest – tidak ada istirahat. hmmm

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

*abaikan muka gue yang memerah*

Pada masa Indonesia, pulau ini dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit Karantina, terutama bagi penderita penyakit menular, hingga awal 1960-an. Tahun 19601965 dimanfaatkan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis, selain itu juga dimanfaatkan untuk latihan militer. Kebayang dong, betapa horor-eh mistisnya tempat ini. Pulau On Rush juga digunakan sebagai penampungan jemaah haji dan umroh dulu sebelum diberangkatkan ke tanah suci. Satu pulau tapi diisi oleh ratusan hingga ribuan orang.  Gile padet banget!

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Di sini, kita juga diajak untuk berkeliling pulau, sembari melihat reruntuhan bangungan tempat tinggal para penghuni pulau. Dari dapur, tempat tidur, hingga kamar mandi masalnya. Di sini juga ada pemakaman orang-orang belanda tempo dulu dalam suatu petakan tanah. Salah satunya ada sebuah makam yang konon kabarnya merupakan makam dari pemimpin pemberontakan DI/TII yaitu S.M. Kartosoewirjo. Walaupun beberapa makan sudah terlihat hancur tapi gak menghilangkan suasananya yang creepy creepy gitu.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

The last one is Pulau Cipir

Pulau Cipir is my favorite. Di pulau ini lebih kerasa deh liburannya. Yah walaupun gak ada adegan berenang-berenangnya setidaknya di pulau ini lebih terasa santainya, anginnya sejuk, pohonnya banyak, pulaunya lebih luas di bandingkan kelor atau On Rush dan terlebih lagi banyak makanan. haha

Pulau cipir ini hampir mirip dengan pulau On Rush banyak juga bangunan-bangunan yang sudah hancur tersebar hampir di semua sisi pulau. Pulau Cipir juga digunakan sebagai karatina jemaah haji waktu itu, namun di sini spesifik digunakan sebagai rumah sakit dan pemeriksaan kesehataan jemaah sebelum berangkat ke tanah suci. Nyatanya, kedua pulau ini dulunya saling terhubung satu sama lain loh, sayangnya jalurnya udah hancur.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Gak hanya bangunan-bangunan kuno aja, di Pulau Cipir ini juga ada dermaga yang luas dan bibir pantai dengan ombak yang lumayan besar. Fasilitas pendukung lainnya juga lengkap. Pulau Cipir ini kayaknya lebih cocok buat santai bareng keluarga.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Over all, gue merekomendasikan one day trip ini buat kamu yang ngerasa bosan banget dengan suasana kota atau yang bosan mainnya cuma sekitaran mall aja. Walaupun memang gak seheboh liburan ala pantai-pantai yang lainnya, tapi masih cocok buat kamu buat recharge energi sebelum besok memulai hari baru.

eh, satu hal yang sangat menggangu dalam perjalanan ini adalah :

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 SAMPAH ! SAMPAH !! DAN SAMPAH !!!

Kayaknya gak perlu dikasih tau deh siapa penyebab dari banyaknya sampah ini. Banyaknya sampah menunjukkan betapa minimnya respect kita terhadap lingkungan sekitar. Memang belum tentu sampah-sampah ini dari para pengunjung, tapi tidak menutup kemungkinan sampah pengunjung memberi kontribusi dengan semakin menumpuknya sampah-sampah ini.

Sayang kan, pulaunya udah bagus, tempatnya juga oke, fasilitasnya juga mendukung, tapi dari manusianya kurang aware sama lingkungannya.

Kamu tetap jaga kebersihan yah dan selamat berlibur !

cek lokasinya di sini :

[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m28!1m12!1m3!1d126936.24644165717!2d106.73572358567185!3d-6.163195630368964!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!4m13!3e6!4m5!1s0x2e69f436b8c94b07%3A0x6ea6d5398b7c82f6!2sJakarta+Pusat%2C+Central+Jakarta+City%2C+Special+Capital+Region+of+Jakarta!3m2!1d-6.1864864!2d106.8340911!4m5!1s0x2e6a1da8a56de9af%3A0x4b0bfc5882a9252a!2sPelabuhan+Muara+Karang+(Tour+And+Travel+PULAU+SERIBU+TOURISM)%2C+Jalan+Pendaratan+Udang+No.28%2C+RT.20%2FRW.2%2C+Pluit%2C+Penjaringan%2C+Kota+Jakarta+Utara%2C+Daerah+Khusus+Ibukota+Jakarta+14450!3m2!1d-6.1060314!2d106.7757352!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1480865302909&w=400&h=300]

2 Replies to “What can you actually see on one day trip ? (One Day Trip to Cipir, Kelor, and On Rush – Kepulauan Seribu)

  1. Jatuh cinta sama kepanasan sampai gosong beda tipis nih hehe
    iya yah, memang bagus sebenarnya tempatnya.
    Tapi yah gitu, Masalah sampah gak bisa di bohongin 🙁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *