Tesis, kapan kelar ? (Based on True Story)

 

Assalamualaikum ..

Tahun ke tiga di ibu kota, secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dan cerita yang berbeda-beda. Banyak yang bilang kalau gue sekarang banyak berubah (terutama mereka yang lama gak in touch sama gue) sehingga mereka hanya mendengar dari kulit-kulit luarnya aja. i am still the same as before

Bukan tidak ingin memberitahu, tapi kadang kita tidak perlu mengatakan semua semua kesulitan yang kita alami. Karena pada dasarnya manusia sukanya denger yang senang-senangnya aja. Ya kan ?

Tahun ke tiga di ibu kota…

Harusnya gue sudah menyandang gelas Magister gue sejak Februari 2016 kemarin. Tapi sayang, sepertinya Allah masih meminta gue untuk belajar lebih banyak di Perguruan Tinggi ini sampai akhirnya gue harus mensabarkan diri (lagi) dan mengiklaskan (lagi) setiap pertanyaan orang-orang tentang “ Kapan lulus ?”. Perih yah ..

Technically, sekedar untuk sharing informasi kepada teman-teman, program magister tidaklah gampang. Kecuali kamu memang cari ilmunya di tempat gampangan #eh . Setidaknya kamu pasti tahu benar rasanya dulu waktu kuiah s1 atau yang sekarang masih s1 rumitnya dunia perkuliahan. Hampir mirip dengan s1, Cuma magister lebih complicated. Walaupun  pastinya di luar negeri sana (mungkin) lebih complicated dan jenjang s3 lebih lagi. Tapi secara general Indonesia pun hampir sama rumitnya.

Pandangan gue secara pribadi sih, minimal yang kamu harus siapkan pertama kali adalah Niat. Kalau kamu gak niat-niat amat atau Cuma sekedar menghindari dunia kerja atau memang belum tahu mau ngapain setelah lulus s1. You die !

Karena dulu (jujur) secara niat gue gak besar-besar banget and then i die !

Kamu harus tahu benar, alasan kamu mengambil jenjang ini. Dan prospek kedepannya. Kamu bakal terlibat dengan banyak orang-orang kompeten, jaringan yang bersifat profesional dan tentu saja orang-orang yang underestimate sama kemampuan kamu juga. Apalagi kalau kamu berasal dari daerah (that is true). Kalau niat kamu gak kuat-kuat banget better kamu tunda dulu daripada putus di tengah jalan.

Mental juga musti strong. Kamu terpaksa dibuat biasa dengan jurnal reading, academic writing, presentasi tiap hari, tugas menumpuk datang bertubi-tubi, seminar, nunggu kelas berjam-jam sampai tidur harus sampai larut malam atau nyaris pagi. Oke mungkin tidak semua mengalami ini, tapi gue mengalaminya hingga tingkat ke 4 (yang harusnya tinggal selow aja karena udah di tingkat akhir). and the i die again..

oh iya ! selain dua di atas ini paling penting. Pendanaan. Karena keberlangsungan perkuliahan kamu itu berasal dari sini. Beruntung bagi kamu yang memang di biayai oleh perusahaan tempat kamu bekerja. Karena ini sangat membantu walaupun pressure nya pasti lebih besar dibanding mereka yang pendaannya secara mandiri atau pribadi. Uang yang dikeluarkan tergolong besar sekitar 7,5 sampai 15 jutaan lah persemester. Makanya berburu beasiswa memang harus banget. Atau kalau gak dapat beasiswa bisa cari sumber pendanaan lain, bisa jadi freelancer atau kerja paruh waktu. Jangan ngandelin orangttua mulu yaahh, kecuali bapak ibu kamu kaya pake banget !

Terus, apa yang sebenanrnya bikin kuliah gue lama ? i mean, kenapa gue lama lulusnya. sama aja yah.

thesisorigin

For your infomation aja nih, angkatan  gue tahun 2013 term 2 di program yang sama sampai Februari kemarin hanya meluluskan 4 orang dengan 1 cumlaude saja dari 36 orang. Ini sebenarnya bukan untuk pembelaan sih. Cuma yah sebagai gambaran aja kalau jurusan yang gue ambil susah banget #nangisdishower

Banyak kejadian yang dialami baik gue sendiri dan teman-teman yang lain yang bikin kita jadi pada telat. Dengan versi masing-masing pastinya. Yah pada akhirnya lulus tidak tepat waktu pun jadi hal yang biasa di tempat gue sekarang. Kontras banget mungkin dengan jurusan atau fakultas lain yang lulus tepat waktu itu adalah harga mati.

Lalu gimana dengan tesis ?

Gue akui ini sebenarnya kesalahan gue kenapa gue gak punya topik penelitian waktu pertama kali gue masuk. Karena ini penting. Setidaknya kalau kamu baru masuk untuk daftar kuliah kamu punya ide penelitian nantinya idenya bisa dikembangkan dan diarahkan sama dosen kamu. Heran juga kenapa dulu ide penelitian gak tercantum sebagai syarat masuk. In fact nya banyak mahasiswa yang sampai ujung semester masih kelimpungan cari proyek sana sini untuk ide tesis mereka. Yah gitu deh.

Gue dapat ide penelitian itu sejak Mei 2015 kalau gak salah. Di akhir-akhir semester 3 dan masih diribetin dengan jadwal kuliah yang super padet. Setelah berjibaku dengan teman sendiri (yang jadi musuh sendiri) untuk rebutan proyek penelitian. Akhirnya gue sama rekan gue satu lagi resmi dapat proyek itu. Walaupun sesungguhnya kita juga gak tau ide penelitian  apa dan gambaran kedepannya juga gak ada. Dipikiran kita yang penting dapat penelitian dan di bayarin itu doang. Hahaha

Kenapa harus dibayarin ? emang gak punya uang buat tesis ?

Yang perlu kamu tahu, jurusan yang gue ambil bukan tipe menyebar kuisoner atau pakai data sekunder untuk data penelitian #sorry. Karena bergerak dalam bidang ilmu kesehatan dan kedokteran yang sifatnya mikro sel gitu-gitu. Tentu saja penelitiannya lebih kompleks dan memerlukan banyak aspek. Dan gak akan kelar dalam hitungan satu atau dua bulan aja. Ini nih yang perlu kamu tahu juga sebelum masuk kuliah magister. Jangan sampai kejebak dalam kondisi ‘Masuk gampang keluar susah ‘ #nangislagidishower

Penelitian yang gue ambil adalah penelitian eksperimental analaitik yang artinya dari awal sampai akhir nanti harus dilakukan pakai tangan gue sendiri dan bukan bersifat pelayanan. Tuh dari awal aja udah derita banget.

Karena penelitian ini eksperimental (semacam uji coba dalam lab gitu). Gue pasti butuh biaya yang besar dong, dan untuk mensupport itu tentunya kita cuma bisa berharap dari dosen kita yang kerjasama dengan relasi lainnya. Atau dari program hibah yang biasanya disiapin sama pihak kampus dan minta pendanaan dari kementrian pendidikan. eh bener gak yahh .. yah gitu gitu dehh..  Di sini persaingan ketat loh.

Diem-dieman sama teman sekelas karena takut projek kita kedengeran sama teman yang lain itu udah biasa. Makanya jangan heran kalau banyak di semester akhir pada lost contact gitu. Atau kalau ketemu cuma liat-liatan doang, ngomong sekedarnya doang, atau pada jadi silent reader di grup chat. Horor yee…Sensitif abis.

Sebenarnya sih bisa kalau mau biaya sendiri (lagi-lagi kalau kamu itu kaya pakai banget) untuk membiayai seluruh kerjaan tesis kamu. Yah minimal 30 jutaan lah untuk persiapan alat dan bahan untuk aman-amannya aja. Ini diluar biaya semesteran yang kamu bayar yah tiap semester. Belum sama persiapan berkas, jurnal dan kopian data sana sini. Penelitian yang sekarang kita pegang aja berkisar hampir 100 juta untuk alat dan bahannya aja. Ini belum printilan-printilan lainnya yang sumpah buanyak banget. Semakin rumit jenis penelitiannya, semakin tinggilah nilainya. Kalau bisa penelitian yang belum pernah dilakuin di Indonesia . Karena value dan experience nya bakalan luar biasa. (kata dosen gue).Alhamdulillah, penelitian kita termasuk di dalamnya… Kalau gak dibayarin, mending gue cicil mobil dah udah bisa mentereng sana-sini. Tapi, sayangnya ilmu itu kan gak bisa di beli dan gak akan pernah bisa di beli.

Di balik rumitnya, tesis. Masih ada hal-hal rumit lainnya yang menyertai tesis gue sampai akhirnya menjadi panjang dan panjang. Mungkin beberapa teman sudah ada yang tahu, apalagi kalau udah berhubungan dengan rumah sakit. Sedikit gambaran step by step yang harus kamu lewati kalau kamu lagi tesis terutama yang bidang kedokteran dan kesehatan. Tapi hanya sampai tahap pengambilan sampel penelitian di rumah sakit dulu (gue update selanjutnya nanti)Assalmualaikum-page-001

Pengurusan surat etik (ethical clearence ) wajib  karena untuk melindungi keselamatan dan menghargai martabat manusia,  baik sebagai subyek penelitian maupun penelitinya.pernyataan, bahwa rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam protocol, telah dilakukan kajian dan telah memenuhi kaidah etik sehingga layak dilaksanakan sekaligus menjaga agar para peneliti melakukan penelitian secara benar atau menjamin good practices of the researchers. ( kata libangkes di situs resminya)

Assalmualaikum-page-002

nb : urutan ini bisa berubah ubah tiap tahun tergantung kebijakan program studi

Bisa dilihat kan betapa kompeks dan panjangnya perjalanan “hanya” baru sampai di ijin penelitian rumah sakit aja. Ini belum termasuk ambil sampel, perlakuan lab, sampai akhirnya dapat tuh data, biar dianalisis dan di buat pembahasan. Kalau kamu tahu begini ruwetnya proses yang harus dilewati dari awal. Wah, udah mundur teratur duluan sebelum daftar.

Alhamdullilah, gue juga gak nyangka udah melewati tahap itu semua walaupun sempat hopeless dan gak berdaya. Jangan terlalu serius juga ngerjainnya karena bikin kamu muncul gejala depresi dan sensitif berkepanjangan hahaha..

Walaupun semangat itu naik turun, paling gak wajib hukumnya untuk menyelesaikan apa yang udah kita mulai. Buat yang lagi bikin skripsi, tesis atau disertasi semangatlah, gak ada waktu buat denger teman-teman yang ngeledekin kamu “kapan lulus”. Karena sesungguhnya mereka gak peduli-peduli amat atas apa pencapaian kamu. Cuma sedikit kepo aja.

Syukuri aja sedikit dan banyaknya pencapaian yang udah di raih, walaupun itu tidak membuat kamu bahagia sepenuhnya, paling gak orangtua kamu selalu bangga menceritakan keberhasilan kamu sampai di titik ini. Dan selalu menyelipkan nama kamu di dalam doanya tiap malam.

Percaya aja Allah pasti punya alasan sendiri kenapa kita ada di posisi sekarang.

Semangat !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *