JELAS!
Ini bukan lagi lagu Taylor Swift 22 lagi, tapi udah lewat satu dekade penuh.
Apa rasanya dianggap menjadi sangat dewasa dari berbagai aspek? mereka bilang ini adalah usia matang, usia terlalu matang, dan hal-hal lain yang merujuk pada ‘lo udah tua’ haha. Usia segini adalah usia yang dianggap capable untuk melakukan banyak hal (seharusnya). Kalau boleh jujur sebenarnya mental ini kena sentil dikit udah roboh keknya. Kita yang malah beranggapan mereka yang berada di usia di bawah kita aja terlihat jauh lebih stabil kondisinya, kelihatannya seperti itu.
Hidup di angka 33, makin tahun pertambahan itu menjadi terlihat tidak menarik, karena signifikasi kehidupan sangat terlihat bahwa kita tidak berprogres banyak. Gue tidak berprogress banyak.
Sebagai orang yang memang agak ambisius untuk mendapatkan hasil yang terukur, jelas, pencapaian gue hingga 33 ini terasa biasa saja. Bukan berarti tidak bersyukur, tapi ada perasaan yang membuat itu terlihat seharusnya gue bisa lebih bersinar lagi. eaaa, kurang lebih seperti itu.
Umur 33 di sebagian usia ini mereka, temen-temen gue sudah mulai beranak dua. Terlihat seru, dan suram dalam satu waktu. Tapi bukan berarti gue merasa sedih juga karena tidak berada di timeline yang sama. Malah rasanya gue bisa melakukan banyak hal yang mereka tidak lakukan selama ini.
Di usia-usia ini lah rata-rata, kita semua kembali ‘on track’ dengan kehidupan sendiri, setelah kita berupaya memenuhi ekspetasi orang lain. Track gue mungkin berbeda, anehnya orang banyak yang mendampakan hidup seperti gue. Weh, kata orang Jawa itu sawang sinawang coy, hijau rumput tetangga terasa lebih menarik, lupa kalau rumput sendiri walau kuning juga itu yang memberi nikmat hidup.
Waktu memang terasa banget jahatnya sih, sehari-hari ini terasa wat wet wat wet cepet banget sampai kita sendiri gak sadar kita setua itu kalau tidak diingatkan dengan ulang tahun ini. Tanggal yang dulu ditunggu-tunggu, sekarang rasanya pengen menghindar jauh-jauh.
Alhamdullilah, 33 tahun.
Ini gue menulis sambil mengingat kembali apa yang gue udah lakukan selama beberapa tahun ini. Mencoba mengingat-ingat hal menarik sepanjang tahun.
Tidak banyak berubah soal keluarga, bapak dan ibu alhamdullilah masih sehat dan lengkap, keluarga aman dan damai. Sehat semua. Apa lagi coba yang lebih nikmat dari mendengar kabar itu.
Hidupku masih di Lombok, sehari-hari masih mengeluh kenapa gak pindah-pindah. Menjalani 8-5 yang gak berkesudahan, dan berulang yang rasanya sangat membosankan. Kegiatan rutin yang ritmenya bisa ditebak, dan sesekali olahraga dan makan enak. Strugling dengan hutang yang baru akan berkurang di 2025, dan banyak lain yang rasanya bisa diukur dengan hanya membayangkan saja.
Kalau kata orang, inilah titik kenyamanan. Tapi dalam diri gue, masih berontak, bahwa gue tidak terlalu suka dengan kenyamanan. Tapi gak mau juga yang berhubungan dengan keluarga terjadi perubahan yang terlalu signifikan.
Kita doakan hidup kita di 33 ini kembali penuh berkah, semudah kita menarik nafas setiap hari, bisa menikmati bangun pagi tapi harus didera kecemasan bertubi, bisa memilih makan apa dalam waktu tiga kali dalam sehari, dan sedikit-sedikit minum kopi.
Jangan lupa hidup dinikmati.
Selamat ulang tahun, Ari yang ke 33.