Cemas itu datang lagi.

Tulisan ini di buat tepat pukul 11.59 dipergantian hari ke dua di bulan Juni 2023. Sekian lama tidak update blog, ternyata menyisakan draft-draft serupa yang ternyata bernada sama. yaitu cemas.

Hai kia berjumpa lagi.

Sempat gue lupakan kata yang satu ini dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, yang menandakan hidup gue lebih baik (tentunya). Setidaknya terasa seperti itu.

Sedikit flashback tahun lalu, gue yang bolak balik konsultasi ke dokter hingga diberikan obat tidur yang bikin gue teler berhari-hari. Sampai akhirnya gue dapat tidur dengan baik. Tentu itu pertanda yang baik.

Banyak perisitiwa atau hal terjadi dalam beberapa bulan kemarin, tentu semua banyak enaknya, dan tidak enaknya coba gue lupakan dalam-dalam.

Tapi gue salah, ketika ketidak enakan itu ditumpuk terlalu banyak, bersiaplah dia meledak. Seperti malam ini. Gue merasa ledakan itu hanya menunggu waktu.

Beberapa malam ini gue tidur dengan gelisah, bukan tidak bisa tidur, bukan juga gue tidak memaksakan diri untuk tidak tidur. Percayalah gue sudah mencobanya hingga ratusan kali.

dan tiba-tiba sudah pagi.

sungguh itu menyiksa sekali.

Ada ketiidaktenagan yang membuat gue merasa, situasi sekarang adalah hal yang tidak tepat. Dalam artian, yang gue lakukan, yang gue kerjakan, atau yang gue pikirkan, bukan hal yang semestinya. Apakah itu baik? belum tentu. Kadang inilah yang membuat gue merasa overthinking berhari-hari. Dan sedihnya, tidak satu orang yang paham kondisi ini. Even orang terdekat sekalipun. Berusaha untuk membantu meredakan, gue rasa juga enggak.

Seperti biasa, gue tenggelam sendiiri.”

“kenapa gak cerita aja pelan-pelan”

Well, rasanya lelah banget untuk memulai ini lagi-lagi dan lagi. Sedangkan sebenarnya isi kepala gue sangat berisik, sangat berisik. Sampai akhirnya tulisan ini hadir lagi, karena yah, ini doang yang menurut gue sedikit efisien. Selain ngobrol sama Bu Dokter. Eh apa kabar yah bu Dokter?

” apa yang dirasakan paling besar sekarang?”

Ketidakpuasan.

Ketidakpuasan atas perilaku orang lain tapi tahu bahwa itu diluar kendali kita, antara gue harus sabar atau ada baiknya gue eliminasi saja.

Gue sedang memikirkan untuk mengeliminasi. Gue gak mau ambil pusing, dan biasanya akan gue abaikan.

pelan-pelan gue lakukan, tapi gue masing pasang surut.

Rasa ketidakpuasan ini berawal dari hal-hal berulang yang terabaikan, dengan template dan pola yang sama. Jujur saja, jika gue menyukai sesorang atau sesuatu bisa jadi gue berikan seluruh dunia gue untuk bisa buat kita sama-sama happy, dan sepertinya hal ini cuma berjalan searah saja. dan itu membuat gue tidak puas.

Kalau pun itu berjalan dua arah, kenapa gue gak bisa merasakannya yah.

no, its not just about me with someone, tapi dalam banyak hal.

Rasa tidak puas itu juga hadir dalam bentuk penolakan berkali-kali. Hal ini bisa jadi menyangkut soal gue yang tidak berprilaku benar, sehingga membuat orang lain tidak nyaman. Atau memang effort gue tidak dihargai. Dalam konteks ini gue merasa gue tidak bersalah, Sedikit ego centris, tapi percayalah, yang gue lakukan sesuai porsinya.

Perilaku naluriah gue yang kerap kali mengevaluasi hal-hal yang tidak tepat baik itu pekerjaan maupun urusan personal membuat gue banyak bertanya. Pertanyaan yang tidak terjawab membuat gue overthinking. Dasar sukanya menyusahkan diri sendiri saja.

Menjadi orang yang overthinking itu sebenarnya banyak merugi, beneran. Obat yang dirasa cukup efektif biasanya sesuatu yang menenangkan atau seseorang yang menenangkan. dan gue tidak mendapatkan itu.sekarang.

beberapa bulan kemarin masih dibantu obat soalnya, masa iya gue harus balik lagi ke obat lagi sih.

gue berusaha meng-urutkan kecemasan gue dalam hal apa saja. sayang gue gak bisa tuliskan disini ataupun gue sampaikan ke orang lain. kasihan kadang sama orang lain yang terima uring-uringan gue ini tanpa sebab.

kan gue jadi pengen nangis deh. kayaknya nangisnya dalam kegelapan aja kali yah atau dipelukan seseorang aja biar terlampiaskan? ah, sepertinya itu tidak mungkin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *