Cerita kali ini menjadi pengalaman baru buat gue terutama masalah kesehatan. Secara fisik gue dalam keadaan baik (Alhamdulillah) tidak ada kekurangan apapun. Tapi namanya kehidupan yah, selalu ada up and down, dan selalu saja ada hal-hal tak terduga yang terjadi di luar kontrol kita.
Semakin kita menua kita semakin sadar bahwa kondisi kita tidak sestrong dulu, terbukti seperti kena angin sepersekin menit saja rasanya seperti masuk angin, Makan berlemak sedikit, serasa kepala sudah pening dan banyak lagi lainnya. Yah, bisa jadi indikasi juga bahwa selama kita ‘muda’, cenderung abai dengan masalah kesehatan sehingga saat tuaan dikit sudah mendapatkan efeknya.
Gue mengakui bahwa gaya hidup gue kurang sehat, jarang olahraga, menyukai makanan yang manis dan sebagainya. Gimana dong, itu-tu enak bangeet kan !!!
I feel great anytime, jarang sakit, paling banyak magernya aja dan mudah mengantuk.
Sampai pada bulan Januari 2021, gue pulang kampung. Seperti biasa, rutinitas gue adalah pijet denga Mbak Susi (Tukang Pijit langganan) dan Mbak Susi mendapati di lengan atas sebelah kiri gue terdapat benjolan sebesar biji polong. You know, sekecil itu.
Mbak Susi kira itu adalah otot yang mengeras, sehingga dia berusaha untuk ‘mengurai’nya dengan pijatan keras tapi tidak berhasil. Gue sendiri tidak menyadari sejak kapan benda itu muncul di badan gue. Dan sepersekian bulan gue abaikan dengan asumsi bahwa itu adalah kejang otot atau mungkin trauma. Eh tapi kalau diingat, gue kan jarang olahraga.
Bulan silih berganti, keseharian gue pegang-pegang benjolan itu sambil overthinking, instead segera periksa ke dokter, gue masih biarkan saja. Bodohnya gue gak segera melakukan tindakan preventif dan masih dengan pola hidup yang sama berantakannya.
Fast forward ke Bulan September 2021, setelah semuanya terasa calm, hidup tidak sehectic bulan-bulan sebelumnya. Gue mulai memikirkan lagi si buah polong di lengan gue. Agak aneh karena gue merasa si buah polong terlihat membesar. Ketika gue flexing (ceileh), maka benjolan itu terlihat samar terlihat.
Seketika mulai panik.
Gue meraba bagian sekitarnya, gue mendapati 2 biji polong dengan ukuran lebih kecil.
“Wah, ini sih udah gak beres“
Beralih ke bagian tangan yang lain, gue mendapati hal serupa di beberapa titik, sehingga jika di total gue mendapati 6 biji polong di lengan kanan kiri gue.
Akhirnya, setelah research dan tanya-tanya, gue mumutuskan untuk segera periksa ke dokter. Gue udah memplaningkan untuk menggunakan BPJS (karena memang bisa dicover), dan syaratnya minta surat rekomendasi rujukan dari Faskes Pertama.
Di Faskes pertama, di sini gue pakai Puskesmas. Dokter memeriksa kondisi makro si biji polong itu, dia menduga bahwa ini adalah lipoma (seperti dugaan gue) atau adanya indikasi atheroma. But Thanks God, its not cancer.
Baik lipoma atau atheroma sebetulnya cukup common terjadi, terutama bagi usia lanjut (ta -tapi kan gue masih umur berapa), dan bisa jadi karena faktor keturunan atau gaya hidup. Tidak ada treatment untuk menghilangkan si biji polong tanpa ada tindakan operasi.
Walau tidak berbahaya, tapi kehadiran biji polong ini sangat mengganggu. Jujur aja, gue jadi punya kebiasaan memegang lengan gue dan menekan mereka berharap dia bisa meletus layaknya jerawat.
Akhirnya gue dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan pembedahan. Gue punya opsi untuk diopname selama 2 hari atau melakukan minor surgery dengan bius lokal.
Karena kondisi gue tidak terlalu urgent, dan gue juga gak mau berlama-lama di Rumah Sakit di masa covid, jadilah gue ambil minor surgery di hari berikutnya setelah rujukan.
So far, gue merasa lebih baik sekarang walaupu sedang masa recovery. Agak sedih melihat lengan yang mulus ini (alah), akhirnya harus ternodai dengan munculnya bekas luka. Tapi gak apa-apa, selama gue sehat untuk worthy untuk dilakukan.
Semua proses kegiatan minor surgery ini gue rangkum dalam video youtube. As reminder buat gue juga untuk lebih menjaga kesehatan. Semoga gue gak perlu melakukan operasi ini lagi !!!
bagi kamu yang lagi strugling dengan kasus yang sama, yuk segera obati :))