Jawabannya, gue gak tau.
haha.
Seriously, banyak motivasi yang melatarbelakangi jawaban tersebut. Menjadi PNS atau sekarang lebih sering disebut ASN sangat digandrung-gandrungkan hampir semua anak muda dari jaman dulu. Yang sekarang sudah pada menua dan menjadi para senior kita (termasuk orang tua kita).
Faktanya, gak ada tuh cita-cita di jaman kita kecil ketika ditanya “kamu kalau sudah besar nanti mau jadi apa?” -“PNS”. Gak adaaa
Orang akan mendeliver cita-cita mereka untuk menjadi seseorang dengan keprofesian tertentu yang memberikan value, setidaknya untuk dirinya sendiri. Dokter, Polisi, Pengusaha, dan banyak lagi profesi yang lainnya. Anehnya, PNS gak ada dalam deretan cita-cita tersebut, karena pada dasarnya PNS merupakan (status) dari keprofesian yang menaungi profesi tersebut.
Seiring berjalannya waktu, semakin besar dan bertumbuh, kita dihadapkan dengan benturan realitas kita bahwa jalan hidup kita tidak pernah semulus itu. Bekerja dengan pressure yang tinggi, pekerjaan yang tidak diapresiasi, merasa buang-buang waktu dengan melakukan pekerjaan yang itu-itu saja, tidak ada keterjaminan karir dan sebagainya- menjadikan PNS menjadi karir prestisius idaman semua orang. Padahal mah yah ! namanya bekerja mau dimanapun dan apapun statusnya ‘rasa-rasa’ seperti itu akan selalu ada.
Stereotype yang dibangun dari jaman dulu bahwa selama belum jadi PNS adalah you are nothing dan menjadi PNS di usia muda adalah really something ini menjadikan PNS semakin melesat tinggi menjadi posisi nomor satu dalam puncak pencapaian karir seseorang. Orientasi yang terbentuk ini memberikan suatu ke’WAH‘-an yang tak terelakkan. Kalau dikorek lebih medalam lagi, menjadi PNS secara finasial hanya memberikan kecukupan saja, tidak lebih tidak kurang. Persepsi yang dibawa ketika menjadi PNS hanyalah bonus atas pencapaian yang sudah kita lewati.
Saat ini gue sedang mendampingi adik-adik yang tengah berjuang untuk menjadi PNS. Rata-rata mereka dalam usia produktif, fresh graduate, pintar, dan cukup berpendidikan. Sedikit gue mengulik motivasi mereka untuk menjadi PNS. Jawaban terbanyak adalah kestabilan pekerjaan. Betul, menjadi PNS memang menjamin kestabilan pekerjaan dalam berbagai aspek. Selama tidak melakukan pelanggaran serius, karir ini akan menjamin kehidupan kita sepanjang hidup kita. Sangking stabilnya mau dalam kondisi apapun yan terjadi di dunia ini yah begini-begini aja. haha !
Sempat ada masa saat menjadi PNS, gue merasa perjalanan karir terasa sangat lambat dan cenderung ‘membosankan’ – yah, biasalah gue hanya berpandangan sempit saat itu. Tapi di sisi lain gue sangat bersyukur dengan posisi ini sekarang yang mungkin diidamkan banyak orang di luar sana.
Di masa pandemi, banyak orang yang harus mengakhiri karirnya yang sudah dibangun lama, dan terpaksa memulai karir baru yang mungkin terlalu melelahkan jika dimulai dari awal lagi. Dan gue mensyukuri bahwa kondisi pandemi ini tidak berpengaruh banyak dengan pilihan karir gue sekarang.
Ibarat koin yang memiliki dua sisi, menjadi PNS juga gak luput dari stigma positif dan negatif yang sama kuatnya. Gue juga heran, banyak yang bilang menjadi PNS kebanyakan makan gaji buta, tapi ketika Seleksi Penerimaan PNS semua orang berjibun ini mendaftar.
Dalam kasus gue, menjadi PNS bukan menjadi goal utama-saat itu. Gue pernah mencoba menjadi PNS sebanyak dua kali. Pertama tahun 2013, karena ingin coba-coba, ikut teman,tahu flow-nya bagaimana, euporianya seperti apa saat itu. Just it. Dan bisa dipastikan tentu saja gue tidak lolos. Empat tahun berselang, setelah menyelesaikan pendidikan magister, gue mencoba sekali lagi dan alhamdullilah lulus. Ada rasa penasaran yang kuat saat itu mengapa seleksi PNS sangat sulit . Sehingga ketika gue sudah melewati masa sulit itu, gue seperti berada di kondisi mengambang.
Menurut gue penting untuk mengetahui motivasi diri sendiri mengapa PNS menjadi dream yang harus menjadi kenyataan. Misalnya, dengan menjadi PNS gue bisa mengangkat derajat keluarga, go a head. Contoh lainnya, “gue pengen dengan menjadi PNS bisa melakukan ini itu karena lebih dipercaya masyarakat”. Motivasi yang memberikan value seperti itu yang justru lebih ‘ngena’ dan memacu semangat untuk mencapainya. Dibandingkan dengan jadi PNS dapat jaminan masa tua, jaminan kesehatn dll, itu hanya fasilitas yang di perusahaan swasta dan BUMN pun juga ada.
Setelah lulus pun gue memang gak terlalu antusias. Jahat yah gue. Di saat orang lain mungkin ‘berdarah-darah’ untuk lolos. Tapi selalu ada saja golongan ‘luck‘ dengan effortlessnya mendapatkan apa yang diinginkan. Perasaan kurang mengapreasiasi itu sedikit memudar ketika gue mendengar Bapak dan Ibu gue selalu menceritakan hal baik tentang gue ketika bertemu teman-temannya. Di poin ini gue mulai melunak.
Anyway, sampai kapan pun profesi PNS atau ASN akan menjadi primadona bagi sebagian masyarakat kita. Jika memang itu yang diinginkaan go for it. Gue selalu encourage orang-orang dengan motivasi tinggi untuk mencapai apa yang diinginkan.
At least, once in your life bro, your own life. Do your best.
Lo gak akan pernah tahu bagaimana pilihan karir lo ini mungkin membawa lo lebih jauh.