Gak pernah kebayang sih sebelumnya bakal menginjakkan kaki di Pulau Sumbawa, mungkin kalau bukan karena pekerjaan, kaki gue gak akan sampai sini haha
Walaupun bukan kali pertama ke Pulau Sumbawa, tapi Pulau Sumbawa memberikan pengalaman yang berbeda di setiap perjalanannya. Satu tahun lalu, perjalanan ke Pulau Sumbawa melalui Kota Bima hingga ke Dompu, sampai akhirnya salah satu mimpi gue terwujud bisa ketemu Carlos dari @harapanproject .
Kali ini gue mengunjungi sisi lain dari Pulau Sumbawa (yang memang besar banget ini) menuju Taliwang, yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat atau lebih dikenal dengan KSB, Nusa Tenggara Barat.
Pertama kali gue dengar Taliwang mengingatkan gue dengan makanan khas yang sudah terkenal seantero Indonesia, Ayam Taliwang. Tapi kalau ditelusuri lebih mendalam lagi ternyata makanan-makanan khas ini memang diambil dari berbaagai wilayah di Nusa Tenggara Barat. Sebut saja Sate Pusut, Sate Rembige, Sate Tanjung, Ayam Taliwang, dan masih banyak lagi. Kenyataannya jenis-jenis makanan ini tidak merujuk pada tempat aslinya juga. Ayam Taliwang justru banyak ditemukan di Pulau Lombok.
Perjalanan menuju ke Sumbawa Barat sebenarnnya cukup mudah, tidak perlu melalui jalanan yang sulit dan merupakan perjalanan rutin yang biasa dilakukan bagi mereka yang merantau karena pekerjaan atau karena sekolah. Kamu bisa menggunakan moda transportasi Travel gitu dengan harga yang lumayan terjangkau sekitar Rp 110.000,- untuk 5 jam perjalanan.
Gak ada yang salah sih dengan perjalanan ini, cuma gak tau kenapa yah. Setiap perjalanan dengan menggunakan mobil rasanya gue agak paranoid. hahaha. Bukan, bukan karena takut bahaya atau segala macemnya, tapi gue langsung takut gak cukup survive dan akhirnya jackpot dan drop setelahnya. Maklum, dulu semasa kecil punya trauma jackpot berkali-kali dalam bus antar provinsi di Sumatera, selalu ingat kondisi busnya jadi tiap naik kendaraan umum langsung pening kepalanya. Hahaha
Pengalaman bagi kamu yang gak tahan dengan gonjangan, lebih baik pilih seat agak depan. Salah startegi gue menghindari kerumuman malah milih seat belakang. Perjalanan ini dimulai dari Kota Mataram menuju Lombok Timur, menyeberang ke Pulau Sumbawa di Pelabuhan Kayangan, sampai di Pelabuhan Pota Tano kemudian lanjut satu jam ke Taliwang, KSB.
Hal yang membuat gue agak surprise adalah kondisi kapalnya. Selama ini hanya kenal dengan penyeberangan antar pulau Merak Bakauheni yang memang sudah proper banget untuk kelas penyeberangan. Dan ini pertama kalinya naik kapal feri ukuran lebih kecil dengan ramai sekali pedagang asongan dan pengamen yang wara wiri di dalam kapal. Agak unik sih haha tapi cukup memudahkan juga karena memang keberadaan mereka membantu terutama yang jualan nasi dan camilan.
Setelah satu jam perjalanan dari Pelabuhan Pota Tano sampailah gue di kota Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. So far sih yah gitu aja kotanya, kata warga sini memang kotanya gak cukup besar, dan belum banyak berkembang.
‘Ah masak sih‘
Karena gue orangnya agak kepoan dan rasanya sayang aja gitu di suatu tempat baru tapi gak pergi kemana-mana. Jadilah gue mulai browsing lokasi wisata di sekitar Taliwang, KSB.
Esok harinya, karena gue hanya punya waktu bepergian satu hari saja. Jadilah gue memutuskan untuk bangun dari tempat tidur, mandi, berkemas, dan mau jalan-jalan hahaha
Dengan ngidenya gue mencari alternatif kendaraan yang bisa wara-wiri kemana mana tapi gak nyusahin. Jadilah gue ambil ojek kampung (ojek biasa) karena memang gak ada ojek online apalagi angkot. Pertimbangan cari ojek pun gak sembarangan, gue prefer cari abang ojek yang memang orang lokal, agak tua (dalam asumsi mau bantu penghasilan dia hari itu), dan agak gesit. Tapi ekspektasi berubah malah jadi sedapatnya abang ojek aja. HAHAHA :’) tapi syukurlah doski orang lokal dan sudah termasuk berumur lah karena udah 50 tahunan.
PUNCAK PEGUNUNGAN MANTAR
Destinasi pertama yang ‘katanya’ harus ke sini adalah Puncak Pegunungan Mantar, jadi semacam highest peak di sini dengan pemandangan yang cantik banget. Perjalanan dari kota Taliwang gak terlalu jauh hanya sekitar 30 menit, tapi tantangan sebenarnya adalah menanjak bukit yang super ini.
Kenapa gue bilang super?
Karena ternyata motor abang ojeknya butut men, jadi perjalanan 6 KM menuju Puncak Mantar jadi super drama karena berulang kali motornya gak bisa nanjak dan memaksa gue untuk turun, bantu dorong, dan ditinggal jauh abang ojeknya.
“Shit ! salah setting nih ” umpat gue dalam hati,
Gue janji dalam hati gue gak mau nanjak-nanjak gini karena terakhir naik bukit dan tebing di Nusa Penida lalu gue mau pingsan kehabisan napas. Tapi untungnya yang ini gak terlalu ekstrim tapi nanjaknya tinggi banget anjaaay !!!
Lokasi Puncak Pegunungan Mantar agak unik, karena berada di belakang permukiman warga gitu, dan berada persis di samping pemakaman umum. Tapi kalau ngelihat view dari atas gunung gini sih best lah yah.
Gak ada tarif khusus masuk tempat ini, jadi free siapapun boleh datang. Lokasi ini merupakan sunrise point jadi banyak banget orang datang ke sini justru subuh. Sedangkan gue datang mendekati jam 12 siang. Bye
Setelah puas ber-swafoto, pulang dengan mood yang bagus karena udah happy dan gak penasaran lagi. Drama turun bukit pun terjadi, si abang gojek motor bututnya rem blong pemirsa !!!!
Jadilah kami meluncur bebas dari atas sampai bawah sampai kaki kami berdua nyeret di aspal sampai bawahnya tipis. Hampir meluncur bebas ke jurang dan mau di’ambrukin’ ke sisi batu aspal.
“MAS … MAS BANTU REM YAAAAK ”
“HEH” (masih belum paham)
BARU SADAR SETELAH MELUNCUR BEBAS DI TURUNAN
Horor banget!
Nasib baik ketemu segerombolan babang-babang yang sedang memperbaiki jalan, auto teriak minta nahan motor akhirnya kita selamat.
Gimana perasaannya ?
WOW. THANK YOU BABANG GOJEK
Sumpah lain kali pilih-pilih dah naik kendaraan. Ini salah gue sih memaksakan diri motor ini jalan ke atas bukit, padahal pas naik dah tanda motor ini gak cukup sehat.
DANAU LEBO TALIWANG
Salah satu destinasi yang mencuri perhatian karena memang lokasinya persis di tepian jalan kota adalah Danau Lebo Taliwang. Asli ini danau luaaaaaaaaas banget. Gue memang rada penasaran karena memang kalau googling di map danaunya kelihatan paling mencolok.
Tapi, setelah didekati ternyata gak keliahatan tuh danau besarnya. Entah karena memang lagi musim hujan atau memang dari dulu danaunya begitu tapi danau ini penuh dengan bunga teratai dan semak belukar. Harusnya bagus sih kalau pas berbunga tapi semak-semak yang rimbun jadi mengurangi keindahan danau ini jadi terkesan tidak terawat.
Nothing much to see di area ini, kayaknya di Google bagus tapi setelah sampai yaudah aja gitu. Beberapa bangunan yang digunakan untuk memfasilitasi pengunjung yang datang dibiarkan rusak dan tidak terurus. Bahkan ada beberapa bangunan dan jembatan kayu yang miring dan berlubang. Bahaya banget asli kalau ada anak kecil di situ.
Memang enak sih duduk duduk di area Danau Lebo ini, cuma yah harus lebih hati-hati aja. Gue gak lama di sekitaran sini, karena hanya ngeliatin orang mancing. Katanya bisa loh naik perahu keliling danau, tapi mendingan gak usah deh yah, safetynya masih dipertanyakan juga.
PANTAI BALAD
Hanya berjarak 7 km dari pusat kota kita sudah sampai di pantai cantik di timur KSB. Pantai ini typical pantai family gitu sih karena memang ramai banget yang berkunjung ke sini adalah keluarga dengan anak-anak. Tidak banyak aktifitas yang dilakukan, paling berenang-berenang aja sambil main pasir. Banyak kedai-kedai tempat minum dan makan.
Sebenarnya pantai gini juga banyak di Lombok, tapi pantainya udah proper sih dan cukup bersih. Dan menariknya di ujung pantai gitu ada budidaya mutiara laut loh, dan baru pertama kali gue lihat. Wah, berarti dari sisi kualitas tempatnya memang masih alami banget.
Gue gak ambil banyak gambar di tempat ini, kayak cuma cukup tau aja gitu. Masuk ke sini gratis btw! eh darti tadi gue gratis semua yaah hahaha
KEMUTAR TELU CENTER
Setelah puas berkeliling, sambil di jalan mau pulang gue minta untuk singgah di area perkantoran Kabupaten Sumbawa Barat Kemutar Telu Center. Sayangnya hari itu hujan, jadi gue mampir hanya sebentar sekali.
Kemutar Telu Center (KTC) dibuat dengan desain yang sangat menarik, coba deh kalian googling kalau dari atas. Bentuknya menyerupai prisma atau mungkin lambang kedaerahan kabupaten tersebut. KTC terdiri dari delapan sudut dan jikadilihat dari udara bentuknya menyerupai bintang segi delapan. Secara filosofis Kemutar Telu artinya “Tiga Daerah Kerajaan” (de drie vasalstaten), merujuk pada tiga daerah kerajaan Sumbawa (Samawa) yaitu daerah Taliwang, Seran (Seteluk), dan Jereweh.
Tapi yang jelas Komuter Telu Center ini area perkantoran orang-orang daerah sini lah, semacam integrated area dengan pusat pemerintahan dan pelayanan masyarakat gitu. Gak heran di desain megah dan mewah. Masih developing sih, masih banyak area-area kosong gitu. Tapi sudah mulai kelihatan ramainya.
Yang paling menarik adalah bangunan Kantor Bupatinya coi, gede banget dan megah banget !!! Dan denger denger orang sini bilang “Gedung Putihnya” Sumbawa Barat Pasti ini isinya kaum kaum elite daerah deh. Eh tapi kalau diingat-ingat di Kota Bima Gedungnya juga serupa sih, gede banget dan megah banget.
Area KTC ini biasa digunakan masyarakat untuk menyelenggarakan acara besar, dan jogging kalau di pagi dan sore hari. Memang seenak itu tempatnya, udaranya sejuk dan di kelilingi olek banyak perbukitan.
Gue singgah ke Masjid, semacam Islamic Center gitu namanya Masjid Darussalam dan memang dalamnya bagus banget . Gue selalu percaya bahwa wilayah Nusa Tenggara Barat dimanapun berada selalu dibekali dengan ilmu pengetahuan agama islam dengan baik. Gak heran kepercayaan masyarakat ini juga terlihat dari arsitek dan bangunan masjid yang selalu megah dan cantik.
Sebagai referensi gue kasih lihat deh kemarin gue kemana haha
Yak, segitu aja kegiatan gue satu hari kemarin, empat lokasi berbeda dalam satu waktu masih bisa lah kamu datangi kalau sedang ke Sumbawa Barat.
One time of your life lah paling tidak melihat sisi lain Pulau Sumbawa yang cantik ini.
Selamat berlibur!
PS : gue bayar babang gojek sekitar 150 ribu, tadinya 100 ribu karena lihat orangnya kasihan dan perjalanan lumayan jauh yaudah gak apa berbagi rejeki.