Hello, selamat datang kembali di blog arkhus.

Hari ini gue mau #throwback cerita gue satu tahun lalu melewati masa-masa kelam nan sulit (apalagi secara finansial haha).

Struggle as fresh graduate make me think to working so hard and be creative like hell. Tapi rasanya masih jauh dari kata cukup (thats true). Jadi fresh graduate dengan minim pengalaman apalagi dengan major yang gak biasa yang gue miliki sekarang membuat kegiatan mencari kerja terasa sangat sulit.

Tapi kata orang, tidak ada jalan yang mudah untuk mencapai apa yang inginkan. Begitu juga gue sebagai fresh graduate dengan karir awal mula sebagai pengajar kontrak di salah satu universitas di Kota Bandar Lampung. Sound cool right? but actually not. Tapi tetap wajib disyukuri

Motivasi untuk mengubah garis nasib pun dimulai. Mulai browsing peluang kerja dimana saja sampai keluar negara pun gue lakuin selepas lulus S2.  Mencari kualifikasi yang cocok, dengan minimnya pengalaman jadi kesulitan tersendiri. Sampai akhirnya yang banyak orang nantikan adalah pembukaan CPNS Tahun 2017.

Kabar lalu lalang soal pembukaan CPNS Tahun 2017 sama sekali gak pernah gue dengar, bukan.. bukan karena gue gak tahu. Tapi niatan untuk menjadi seorang PNS di dalam diri gue sama sekali gak ada.

Pengalaman dulu tahun 2013 dan tahun 2014 mencoba peruntungan dengan ikut CPNS Kementerian membuat gue lelah untuk ikutan lagi. Walaupun pada kenyataannya  banyak banget yang nungguin pembukaan CPNS 2017

Tes pertama tahun 2013 dulu bemodalkan ijazah S1 hanya bisa ikut tes CAT-nya saja tanpa menghasilkan apa apa. Tes ke-2 masih mengandalkan ijazah S1 yang berakhir dengan tidak lolos administrasi. Setelah itu gue gak pernah ngikutin yang namanya pengumuman CPNS dan gue fokus untuk menyelesaikan pendidikan lanjutan gue. Kerja  gak cuma sekedar jadi PNS (sesimple itu dah pemikiran gue)

Gue masih ingat waktu awal mula Penerimaan CPNS dimulai dari Gelombang Pertama (bulan Juli kalau gak salah) lewat Kemenkumham yang diikuti buanyak banget orang. Mungkin sangking antusiasnya kali yah. Banyak banget teman yang ikutin di gelombang pertama itu sampai banyak yang over-sharing ikut tes CAT-nya atau banyak juga yang ikut tes gelombang 1 biar kerasa euphorianya sekalian sebagai ajang reuni karena udah lama gak berjumpa teman-teman. Gue hanya mantau aja dari kejauhan.

Gelombang pertama berakhir. Gosip pembukaan gelombang kedua dengan peluang penerimaan lebih banyak satu persatu diumumkan sekitar bulan Agustus akhir kalau tidak salah.

Niat gue masih belum ada untuk ikutan tes CPNS

Sampai akhirnya beberapa teman dekat gue ngajakin buat ikut pendaftaran CPNS karena dia gak paham gimana cara daftarnya. Mau gak mau gue ikutan untuk buka situs-situs CPNS dengan beberapa instansi yang buanyak banget peluangnya tapi untuk major gue hanya itungan jari. Sedih gak sih.

Yasudah, karena kualifikasi gue hanya nyangkut di beberapa instansi saja, gue milih satu instansi yang menurut gue rasionable untuk ikutan (tanpa memikirkan jangka panjangnya).

Jujur saja, kalau orang milih lokasi penempatan berdasarkan banyak pertimbangan, gue hanya berpikir ‘ya kalau gue lulus’ yang penting ikut dulu. Kepedean banget bakal lolos.

Itu juga yang diingatkan sama Ibu dan Bapak ketika gue mengutarakan untuk ikut Penerimaan CPNS yang kala itu gue meminta izin tanpa bilang lokasi penempatan. Dan pasnya lagi gue bilang bertepatan dengan Ibu dan Bapak melaksanakan ibadah haji juga. Nah loh !!!

SELEKSI BERKAS ADMINISTRASI

Sama seperti sebelumnnya, tes pertama adalah  Seleksi adminitrasi. Di sini yang dibutuhkan adalah kelengkapan berkas-berkas pendukung yang diperlukan mulai dari KK, KTP, Ijazah, Toefl dan banyak lagi lainnya. Sadar gue banyak banget kekurangan di sini. Satu persatu gue mulai lengkapi persyaratanya.

Gue baru sadar ijazah gue belum ditangan. Sedihnya lagi, pendaftaran tidak bisa dilakukan menggunakan SKL (surat Tanda Kelulusan) dan ijazah gue masih ditahan dikampus karena syarat pengambilan adalah submit jurnal. Putar kepala gimana caranya bisa dapat bukti submit tanpa butuh waktu lama.

Satu minggu menjelang pendaftaran, di hari weekend yang tenang nekat cari cara short cut bukti submit jurnal yang ternyata mudah banget diurus (halooh kemana aja guweh) hanya berupa satu lembar kertas doang, itu pun bisa diemail. Besok paginya, langsung ambil flight ke Jakarta subuh buta dan langsung ke kampus menyerahkan bukti submit. Tambah sedihnya sampai sana harus pakai surat pengantar ditanda tangani oleh Kepala Prodi dan kepala prodinya sedang pergi ke Milan, shit.

Gue udah mau menyudahi aja karena ini terasa useless, terasa banget satu hal bisa menghambat yang lain-lainnya juga bikin gue hanya pengen pulang aja. Nasib baik tiba-tiba ketemu Sekretaris Prodi di lift dan dengan beraninya gue minta diwakilkan surat pengantar lewat tanda tangan beliau. Sumpah gak ngerti keberanian mana yang tiba-tiba keluar dari mulut gue. Mungkin karena muka melas gue akhirnya Ibu-nya mau dan surat pengantar dibuatkan.

Oh tidak semudah itu, nasib ambil ijazah harus diproses lagi di tempat lain. Gue nungguin hampir 4 jam hanya demi surat pengantar itu diacc untuk dibawa di tempat pengambilan ijazah. Dag-dig-dug takut gak kelar hari itu (karena gue bolos kantor juga di hari senin), akhirnya surat pengantar keluar di saat jam makan siang. Langsung lari ke lokasi lain dan di sana ditinggal penjaga ijazahnya makan siang. Fine.

Gue udah bertekad semua harus selesai hari itu juga. Gue gak kepikiran lagi itu kalau ijazah mau dipakai buat CPNS. Hanya ingin mengakhiri perjalanan hari itu. Singkat cerita 2 jam kemudian  ijazah bisa diambil. betapa sumringahnya muka gue.

Selesai?

Belum juga, karena ijazah wajib dilegalisir sekalian dengan transkrip sebagai arsip. Pergilah sore itu juga dari Salemba menuju Depok lewat gojek nyambung KRL nyambung bus kampus dengan hasrat mengejar waktu karena takut gak keburu.

Sampai di Direktorat layanan sudah tutup. What the ..

Padahal ekspektasi gue besok hari bisa balik buat kerja. Tapi semesta belum mengijinkan. Gue hanya duduk pasrah depan Balairung sambil tanya-tanya teman yang lain gimana cara ambil legalisir tanpa tunggu 10 hari ke depan. Akhirnya dikasih nomor orang sana yang bisa membantu pakai one day service. Dan benar saja orangnya masih ada, dan gue pasrahkan ijazah gue yang baru gue ambil ke orang yang gak gue kenal  dengan jaminan besok bisa ambil legalisir dan  dia  menyanggupi.

Nasib baik, besok harinya gue bisa ambil ijazah dan legalisirnya. Siang hari langsung gue kembali ke Bandar Lampung. Selesai urusan ijazah, belum juga daftar CPNS nya.

Ketika Pendaftaran CPNS di buka

Lanjut isi pendaftaran melalui https://sscndaftar.bkn.go.id/ yang hanya bisa dilakukaan satu kali plus dengan satu ID. Beberapa berkas yang untungnya gue udah punya, KK, KTP (non-eletronik) gue, surat keterangan domisili, Toefl (yang hampir expired). Dengan modal itu gue mendaftar online dengan teman gue yang dia kalem-kalem aja karena berkasnya ada semua.

Gue kuatir KTP gue bakal rejected karena non-elektronik (karena memang tidak diperbolehkan), tapi gue karena nomor kependudukannya sama nasib baik masih bisa accepted karena yang dibutuhkan hanya nomor KTP saja plus melampirkan scan KTP gue lama karena KTP eletronik gue udah ilang.

Disini gue belajar bahwa persiapan administrasi tidak bisa dianggap sepele. Sekecil apapun berpeluang untuk dieliminasi. Kasus KTP gue yang gak eletronik masih bisa gue siasati dengan sisa scan KTP gue yang lama, ijazah dan surat surat berharga lainnya gue pindahkan dalam bentuk scan untuk mengantisipasi keperluan semacam ini.

Supaya kesalahan melakukan pengisian SSCN tidak terjadi, gue  dibantu dengan teman yang lain. melakukan double check terus sebelum akhirnya sending ke SSCN. Mungkin teman-teman juga bisa melakukan hal serupa, biar saling menjaga. Akhirnya pengisian selesai. Yeay. Rasanya mau nangis ngisi gitu  aja rasanya perjuangannya panjang banget. Ini belum masuk ujian tes CAT-nya.

Yah gpp, yang penting satu tahap dulu selesai, better than doing nothing. Sumpah gue berpikir positif banget kala itu. Kalau mau gue sudahi dan tidak lanjut ikut tes CPNS bisa aja. Tapi kayaknya sudah kecemplung udah kepalang basah. Ingat belum tentu lulus. Gitu aja pikirannya.

Kartu berhasil login sebelum isi personal form di institusi Kementerian

Dengan terbitnya kartu itu udah diperbolehkan ikut dan masuk ke form pendaftaran di level Kementerian. Seperti biasa disesuaikan dengan berkas yang ada. Jangan lebai dengan melampirkan yang gak diminta. Jujur isi apa adanya dah. Setelah itu save dan print out bukti pendaftaran di level Kementerian. Sudah deh.

Setelah itu kirim berkas lewat pos sesuai dengan ketentuan dan urutkan sesuai dengan yang diminta. Dan tunggu pengumuman lolos seleksi berkas.

Seleksi berkas adalah gerbang awal untuk penerimaan. Yah jujur aja, effort gue dari yang level gak niat awalnya karena sudah terlanjur terjun jadinya gue mulai seriusin. Walaupun dalam level ini gue sama sekali belum belajar.

Yah.

Gue sama sekali belum belajar .

GIMANA MAU UJIAN CAT COBA !!!!!

to be continued ..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *