Gak punya waktu banyak tapi masih pengen jalan-jalan. Yass, itu gue. Paling gak bisa menghabiskan waktu di kota lain hanya dengan berdiam diri saja, hal yang sama pun gue manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melihat-lihat ada apa dan apa aja yang bisa dilihat di Kota Surakarta.
Melanjutkan cerita sebelumnya setelah berkunjung ke Yogyakata, hari pertama di Surakarta sukses dengan hanya dihabiskan di hotel (read: acara gak bisa ditinggal). Hari kedua adalah waktunya untuk jelajah kota. Weits, harapannya sih begitu but secara akumulatif gue hanya punya waktu 4-5 jam sebelum jadwal pulang ke Jakarta.
So, tempat apa saja yang bisa dikunjungi dengan waktu yang singkat di Surakarta ? berikut daftar yang bisa kamu coba. Yeay !
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
The most first rank on this list is Keraton Kasunanan Surakarta, bukan ke Surakarta kalau gak ke tempat ini. Ibarat monas di Jakarta, Keraton Kasunanan ini adalah rekomendasi pertama yang orang-orang tawarkan ketika berkunjung ke sana.
Terletak di Jalan Sidikoro, Surakarta, tidak sulit untuk menjangkau lokasi ini. Kompleks Keraton Surakarta mencakup wilayah yang luas banget dengan ciri khas berpagar tembok putih nan tinggi yang mengapit sisi kiri dan kanannya. Orang menyebutnya dengan Baluwarti (tinggi tiga sampai lima meter dan tebal satu meter). Kompleks keraton terletak di dalam dinding ini mulai dari Kamandungan Lor/Utara sampai Kamandungan Kidul/Selatan. Keraton ini terdiri dari wilayah Istana (Keraton) yang didiami oleh Sultan Pakubuwono kesekian-sekian (udah taulah yah pastinya, panjang banget keturunannya)
Kompeks keraton ini juga bermacam-macam, ada istana sendiri sebagai tempat tinggal Yang Mulia, ada kompleks Alun-alun Lor/Utara, kompleks Sasana Sumewa, kompleks Siti Hinggil Lor/Utara, Kompleks Kamandungan Lor/Utara, Kompleks Sri Manganti, Kompleks Kedaton, Kompleks Kamagangan, Kompleks Sri Manganti Kidul/Selatan dan Kamandungan Kidul/Selatan, serta Kompleks Siti Hinggil Kidul/Selatan dan Alun-alun Kidul/Selatan. (source by googling anyway haha!). Semuanya punya fungsi masing-masing. Ada komplek anak-anak raja, ada komplek abdi dalem, ada kompleks gudang senjata atau kereta kencana dan berbagai tempat yang masih dalam kawasan tembok putih tadi.
Tidak semua tempat ini available untuk dikunjungi para turis baik non-lokal maupun lokal kayak gue. Salah satu yang bisa kita datangi dan kita bisa lihat di dalamnya adalah Museum Keraton Surakarta.
Terletak persis di samping kompleks istana, di sini kita bisa merasakan vibe-nya dunia keraton yang banyak dihuni orang abdi dalem. Melihat kondisi istana (dari kejauhan), benda-benda peningggalan raja, dan masih banyak lagi yang lain. Rasanya teduh banget karena kompleks ini dinaungi banyak pepohononan tinggi menjulang. Kebayang dong, tugast abdi dalemnya nyapuin banyaknya dedaunan setiap hari.
Hal yang perlu diingat dan diperhatikan disini adalah kamu wajib menjaga tata-krama. Tidak berpakaian terbuka, tidak bercelana pendek, tidak memakai topi dan kacamata, bahkan dilarang untuk mengenakan sandal ketika di area ini. Jadi banyak banget tuh yang akhirnya pada ‘nyeker’ buat lebih deket ke area istana. Boleh selfie-selfie tapi jangan kebanyakan cengengesan.
Menengok masuk ke bagian dalam museum, seperti musuem-musem lainnya museum ini di isi oleh banyak peninggalan tempo dulu. Lumayan lengkap tapi kalau boleh jujur sih tempatnya agak kurang terawat, hanya bagian sisi depan yang bagus sedangkan bagian belakang koleksi museum terlihat banyak debu dan sedikit berantakan. Sorry 🙁
Sama seperti halnya dengan berada di depan keraton, di dalam museum pun kita harus tetap menjaga tata-krama kita. Unforgetable moment ketika berada di dalam museum ini adalah sulitnya mengambil beberapa gambar di dalam museum. Beberapa kali kamera yang gue pakai gagal fokus (gak bisa fokus dengan sendirinya) atau tiba-tiba blank screen sendiri. You know lah mungkin memang tidak seharusnya gue ambil gambar di tempat itu karena ada ‘unseen object‘ yang memang tidak mengijinkannya. Ah gak tauu ahhh …
Sempatkan mampir ke Keraton Kasultanan Surakarta walaupun hanya sebentar, setidaknya kita tahu dan banyak belajar mengenai berbagai macam sejarah Surakrta, kehidupan para raja, suasana tempat tinggal beliau dan pastinya belajar untuk menjaga etika. Karena itu penting broh !. Oh iya, disini juga ada tukang poto keliling yang dengan suka rela mengambilkan gambar di depan istana. Tapi jangan kaget ketika keluar museum poto kamu sudah tercetak di kertas poto segede gaban dan mereka menawarkan kamu untuk mengambilnya. Yah, walaupun sebenarnya gak perlu-perlu banget sih. Cuma demi membantu perekonomian warga lokal, sebaiknya kamu ambil saja ya ..
Looking for ‘Kebo Bule’
Selesai dengan Keraton Kasunan Surakarta, yuk ketemu dengan the legendary icon of Keraton. Yup apalagi kalau bukan Kyai Slamet. Terletak di alun-alun selatan kamu bisa menemui kubangan tempat Kyai Slamet dan keluarganya berkubang.
Wait !! berkubang ?
Bagi yang belum mengetahui siapa sebenarnya Kyai Slamet. Kyai Slamet adalah seekor kerbau (masyarakat Solo memanggilnya Kebo) yang merupakan hewan yang dikeramatkan oleh masyarakat Solo. Kebo Kyai Slamet merupakan pusaka keraton yang menjadi bagian utama dari perayaan peringatan 1 Sura (1 Muharram). Biasanya, peringatan 1 Sura diperingati dengan Kirab Mubeng Beteng (Pengarakan Keliling Keraton) dengan membawa berbagai macam benda pusaka Istana salah satunya yah si Kyai Slamet dan keluarganya ini. Masyarakat Solo sangat menghormati Kyai Slamet walaupun Kyai Slamet adalah seekor kerbau dengan warna albino. Masyarakat justru senang apabila bisa bertemu dengan Kyai Slamet. Suprisingly, gue bisa bertemu Kyai Slamet dan keluarganya siang itu. Yah walaupun nothing much to do, hanya melihat lihat Kyai lagi chill sambil berendam di bath tub favorit-nya. hehe
Be Classic at Pasar Triwindu
Selain Pasar Gede yang terkenal sebagai pusat pasar tertua. Adalagi nih pasar lainnya yang gak sekedar unik tapi juga antik. Terlihat cantik dan berwarna-warni dari kejauhan. Pasar Triwindu menjadi salah satu tempat wajib untuk melihat-melihat barang dari jaman dulu kala. Mulai dari uang-uang jaman dulu yang mirip-mirip film kerajaan jawa gitu, piring-piring, patung, gantungan kunci hingga poster-poster iklan (bukan peninggi , pelangsing dan pembesar ) yang bikin ketawa kalau lihatnya. Sedikit bisa membuat kamu nostalgia sambil menebak-nebak kamu sebenarnya anak angkatan berapa. hahaha !
Di Pasar Triwindu gak semua barang originally barang antik atau barang dari jaman dahulu, tapi banyak juga barang baru yang sengaja diusangkan atau dibuat tua. So, hati-hati yang mau belanja di sini. Harus jeli buat lihat masing-masing barang. Selamat berbelanja !
Berburu Batik di Kauman
Satu lagi tempat dimana kamu menghabiskan uang liburan kamu. Setelah puas lihat-lihat mulai terpikirkan untuk beli oleh-oleh. That’s right. Tempat yang sangat direkomendasikan untuk berbelanja terutama batik adalah di Danar Hadi. Batik yang super terkenal itu loh, tapi manusia kayak gue mana ketanjak bro belanja di Danar Hadi #lihat dompet #kemudiannangis
‘Ke Laweyan aja ‘
Laweyan memang terkenal sebagai pusat industri batik di Solo, di hampir sepanjang jalan ini berjejer toko-toko pusat kerajinan membatik dan showroom batik. Bingung deh harus ke tempat yang mana. Tapi walau bagaimanapun disetiap pusat industri makanan/souvenir/oleh -oleh pasti ada aja satu tempat yang menonjol. Dan itu adalah di sini.
Sorry no camera allowed jadi gak bisa poto koleksi-koleksi batiknya. Keren-keren banget sih, batik tulisnya lembut dan adem banget. Tapi untuk dijadikan oleh-oleh gue gak merekomendasikan tempat ini karena harga per bijinya mahaaaal bingit. Range harga paling murah batik di sini mulai dari 200-k sampai jutaan. Its oke kalau buat koleksi sendiri. Tapi kalau untuk oleh oleh ??!
Alternatif lain buat kamu yang low profile banget orangnya a.k.a keuangan minim bisa mencari alternatif lain untuk mencari batik. Gak sulit kok, masih disekitaran kawasan keraton ada yang namanya kampung Kauman. Mirip dengan daerah Laweyan ini, cuma letaknya agak sempit karena masuk-masuk gang. Kampungnya lucu banyak mural jawa-jawa dan tempatnya bersih banget.
Ternyata batik ini adalah Batik Gunawan Setiawan. Selama ini gue tahu namanya doang, dan sekarang gue ada di tempat pembuatannya. Harga batik di sini lebih rasional untuk dijadikan oleh-oleh dibandingkan dua tempat di atas haha. Bahkan gak cuma batik aja, ada handicraft kecil-kecil yang bisa dijadikan pilihan oleh-oleh. Kata pegawainya sih, batik-batik yang di jual baik di Pasar Klewer atau Laweyan itu produknya juga berasal dari Kauman juga (gak tahu sih bener apa enggak) jadi untuk pilihan harga lebih membumi dan pilihannya juga variatif.
Taman Sriwedari
Jujur aja pertama kali ke Surakarta, tempat ini yang terlihat menyita perhatian. Yoi, gapuranya ini loh yang gede banget dan keliatan banget dari pinggiran jalan. Berkali-kali lewat daerah sekitar ini. Dan akhirnya gue putuskan untuk mampir.
Taman Sriwedari itu semacam taman budaya-nya warga Solo, di sini ada pendopo, tempat latihan, panggung pertunjukan dan berbagai macam perlengkapannya sih. Gak banyak yang bisa dilihat selain gapuranya ini kalau lagi gak pas pertunjukan. Banyak pohon-pohon besar dan anginnya yang semriwing. Kamu bisa jajan-jajan juga deng di tempat ini, karena banyak pedagang gerobakan yang jual berbagai makanan yang harganya murahnya kebangetan sambil lihatin anak-anak SMA yang lagi pada pacaran. hmm …
Di dalam taman juga ada taman lagi, katanya dulu taman bersantainya orang-orang keraton sebelum akhirnya kepemilikannya diambil oleh pemerintahan daerah. Tapi yah, lihat sendiri deh kondisi tamannya 🙁
Masih banyak tempat tempat lain yang bisa di kunjungi di Surakarta, misalnya Masjid Agung Surakarta, Pasar Klewer, Pasar Gede, Soerabi Notosuman, Keraton Mangkunagaran. Sempetin juga untuk mampir dan wisata kuliner ada si Markobar yang endul banget dan Soto Gading Solo (yang gue gak ngerti enaknya dimana 🙁 )
Sayang waktu sudah mepet banget dan gue harus siap-siap kembali ke Jakarta. Tips buat kamu yang pengen datangi tempat-tempat ini paling asik adalah dengan naik becak. Karena kalau naik motor sendiri pusing mikirin parkir, kalau bawa mobil gak bisa masuk gang-gang kecil. Lagian tempatnya gak jauh-jauh semua kok. Tenang aja.
Banyak pilihan becak di sekitaran keraton, dengan tarif 50 ribu untuk keliling-keliling tempat wisata. Awalnya sih tarif yang dikasih sekitar 20 ribu untuk sekedar keliling keraton aja. Cuma bapak becaknya nawarin untuk keliling kota. Bapaknya juga mau nungguin kita sampai kelar dan puas kelilingnya, bonus dijelasin juga tiap kita melewati daerah mana gitu. Free guide banget deh jadinya. Dengan cuma 50 ribu sih sebenarnya gak tega yah, lihat dia ngayuh susah payah dan harus panas-panasan. Ada baiknya kalau kamu ngebecak kamu kasih lebih ongkosnya masih manusiawi banget kok. Itung-itung dia gak perlu cepat-cepat narik lagi dan bisa istirahat dulu.
Bonus view waktu naik becak :
Semoga infonya bemanfaat yah dan selamat berlibur !
Terimakasih sudah berkunjung dimari..kota saya tercintah hehehe salam kenal
Hai, Sukma
Really a good day in Surakarta hehe, nice city
Sayang belum bisa lama lama di sana, belum banyak yang bisa di jelajahi.
Salam kenal, terima kasih sudah mampir 😀
Sama sama kak..terimakasih.mungkin dilain kesempatan ya